Setelah merosot lebih dari 8% pada pembukaan 
perdagangan pasca libur lebaran, Indeks Harga Saham 
Gabungan (IHSG) akhirnya bangkit pada perdagangan 
pekan lalu. Meski kenaikan tersebut belum mampu memulihkan kemerosotan secara penuh, IHSG 
setidaknya kembali mendekati level 7.000. Adapun 
tercatat penguatan bursa saham domestik pekan lalu ini
akhirnya kembali mengabaikan pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS). 
Sebelum masuk bulan Mei, IHSG mengabaikan 
rontoknya Wall Street dengan terus menanjak dan 
mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Penyebabnya, 
tingginya harga komoditas yang membuat devisa 
mengalir deras ke dalam negeri, diikuti dengan capital 
inflow yang besar. Adapun salah satu penurunan 
kepercayaan pasar adalah adanya larangan ekspor 
minyak goreng, minyak sawit mentah (crude palm 
oil/CPO) dan turunannya. Pada pekan lalu kegiatan 
ekspor tersebut diputuskan akan kembali dibuka.